Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu proses dari pendugaan parameter dalam populasi, yang membawa kita pada perumusan segugus kaidah yang dapat membawa kita pada suatu keputusan akhir, yaitu menolak atau menerima pernyataan tersebut.

Contoh:

  1. Seorang peneliti masalah kedokteran diminta untuk memutuskan, berdasarkan bukti-bukti hasil percobaan, apakah suatu vaksin baru lebih baik daripada yang sekarang beredar di pasaran.
  2. Berdasarkan data, apakah ada perbedaan ketelitian antara dua jenis alat ukur;
  3. Seorang ahli sosiologi ingin mengumpulkan data yang memungkinkan ia menyimpulkan apakah jenis darah dan warna seseorang ada hubungannya atau tidak.

Hipotesis Statistika: suatu proses untuk menentukan apakah dugaan tentang nilai parameter/karakteristik populasi didukung kuat oleh data sampel atau tidak.

Alur dalam pengujian hipotesis:

DATA (KUANTITATIF) > HIPOTESIS > PENGUJIAN > DECISION RULE > KEPUTUSAN > KESIMPULAN

Dalam statistika, dikenal 2 macam hipotesis:

  1. Hipotesis nol (H0), berupa suatu pernyataan tidak adanya perbedaan karakteristik/parameter populasi (selalui ditandai dengan tanda =)
  2. Hipotesis alternatif (H1), berupa suatu pernyataan yang bertentangan dengan H0.

Ingat, yang diuji dalam hipotesis adalah parameter, maka notasi yang digunakan dalam hipotesis statistika adalah parameter m (untuk nilai tengah), s (untuk simpangan baku), dan p (untuk proporsi).

Contoh: Suatu obat baru lebih baik dari obat yang selama ini digunakan jika persentase orang yang sembuh setelah meminum obat baru ini lebih dari 60%.

Dalam permasalahan ini, maka dapat dibentuk hip statistik:

H0 : p = 0,6 (obat baru tidak lebih baik)

H1 : p > 0,6 (obat baru lebih baik)

Terdapat 2 tipe hipotesis:

  1. Hipotesis satu arah (atau hipotesis satu sisi)

Jika hipotesis alternatif menunjukkan tanda > atau <. Hal ini dikarenakan si peneliti atau si perancang hipotesis, menginginkan suatu perubahan satu arah, misalnya apakah meningkat, apakah terjadi penurunan, dan sebagainya.

Contoh:

Sebuah perusahaan rokok menyatakan bahwa kadar nikotin rata-rata rokok yang diproduksinya tidak melebihi 2,5 miligram (tidak melebihi berarti kurang dari, berarti satu arah saja, H1 : m < 2,5).

2. Hipotesis dua arah (atau hipotesis dua sisi)

Jika hipotesis alternatif menunjukkan tanda ¹. Misalkan H0 : m = 20, lawan H1 : m ¹ 20. Ini      berarti      hipotesis      alternatifnya       memiliki       dua       definisi,  H1 : m > 20 dan/atau H1 : m < 20. Hal ini dikarenakan si peneliti menginginkan suatu perbedaan, yaitu apakah berbeda atau tidak (entah berbeda itu meningkat, atau menurun).

Contoh:

Sebuah pabrik sereal ingin mengetes unjuk kerja dari mesin pengisinya. Mesin tersebut dirancang untuk mengisi 12 ons setiap boksnya. (karena hanya ingin menguji apakah rata-rata mesin pengisi tersebut dapat mengisi 12 ons setiap boksnya atau tidak, H0 : m = 12, dan H1 : m ¹ 12)

Langkah pengujian hipotesis:

  1. Tentukan hipotesis

Misal: H0 : m = c, lawan H1 : m ¹ c (uji dua sisi) Atau: H0 : m = c, lawan H1 : m > c (uji satu sisi)

2. Tentukan tingkat signifikansi a

Biasanya kalau tidak diketahui, maka hal yang biasa digunakan adalah tingkat kesalahan a sebesar 5%.

3. Statistik Uji

4. Daerah kritik, H0 diterima bila dan H0 ditolak bila.

5. Keputusan, H0 diterima atau ditolak

6. Kesimpulan

Contoh:

Sebuah perusahaan alat olahraga mengembangkanjenisbatang pancing sintetik, ingin menguji apakah alat pancing tersebut memiliki kekuatan dengan nilai tengah 8 kg. Diketahui bahwa simpangan baku adalah 0,5 kg. Ujilah hipotesis tersebut, bila suatu contoh acak 50 batang pancing itu setelah di tes memberikan nilai tengah 7,8 kg. Gunakan taraf nyata 0,01.

Penyelesaian:

Leave a Reply